Senin, 23 Mei 2022
HIPERTENSI
Hipertensi ini menjangkit lebih dari 1 milyar orang di seluruh dunia, dan di Indonesia sendiri terjadi peningkatan kasus dari 25% pada tahun 2013 menjadi 34% pada tahun 2018.
Jadi kapan seseorang itu dikatakan menderita hipertensi? Apabila saat dilakukan pengukuran tekanan darah didapatkan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mm Hg atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Jadi misalnya saat sahabat sehat dilakukan pengukuran tekanan darah didapatkan hasil tekanan darah 120/80, maka angka yg pertama adalah tekanan darah sistolik dan angka yg kedua adalah tekanan darah diastolik. Tentunya pengukuran ini tidka bisa dilakukan secara sembarangan. Pengukuran dilakukan dengan alat yang terstandardisasi, suasana ruangan yang tenang, saat kondisi pasien rileks, tidak mengonsumsi kafein atau beraktivitas berat 30 menit sebelum dilakukan pengukuran, dan dilakukan pengukuran minimal 3x apabila didapatkan hasil yang tidak normal. Akan lebih baik apabila pengukuran tekanan darah ini selain dilakukan di klinik atau rumah sakit juga dilakukan di rumah, karena ada beberapa pasien yang tekanan darahnya tinggi hanya saat bertemu dokter, atau disebut sebagai white coat hypertension. Nah kalau setelah 3x pengukuran didapatkan hasil tekanan darah lebih dari 140/90, maka dapat dikatakan bahwa pasien tersebut menderita hipertensi.
Penting bagi sahabat sehat untuk mengetahui tekanan darah masing2 karena tidak semua pasien hipertensi ini bergejala. Ada yang baru tahu saat medical check up atau saat sudah terjadi komplikasi dimana komplikasinya ini tidak main2, bisa ke jantung berupa gagal jantung atau serangan jantung, ke ginjal berupa gagal ginjal, ke mata berupa gangguan penglihatan, ke otak berupa stroke, juga ke pembuluh darah tepi.
Namun sahabat sehat tidak perlu khawatir apabila sudah terdiagnosis hipertensi karena hipertensi bisa dikontrol. apa yang harus dilakukan apabila kita terdiagnosis hipertensi?
Yang harus dilakukan adalah TAAT.
T terapkan pola hidup sehat
A aktif minum obat secara teratur
A awasi faktor risiko lain dan komplikasi
T tanya kepada ahlinya bila didapatkan keraguan dalam hal pengobatan
1. TERAPKAN POLA HIDUP SEHAT. Kurangi asupan garam hingga kurang dari 5 gram per hari, perbanyak makan buah, sayur, ikan, kurangi makanan berlemak dan tinggi gula termasuk minuman2 kemasan, kurangi konsumsi kopi, berhenti merokok, usahakan untuk mencapai berat badan ideal dan hindari stres yang berlebih. Aktivitas fisik juga harus rutin dilakukan 30 menit sehari, 5x seminggu. Dapat berupa berjalan kaki, jogging, atau bersepeda.
2. AKTIF MINUM OBAT secara teratur. Pasien dengan hipertensi harus minum obat terus menerus agar tekanan darahnya dapat terkontrol. Apabila didapatkan tekanan darah yang terlalu rendah akan dilakukan penyesuaian dosis obat atau evaluasi tekanan darah di rumah. Apabila ada efek samping obat, maka akan dipilih golongan obat lainnya. Jadi jangan ragu untuk rutin periksa. Penting juga dukungan dari keluarga untuk mengingatkan pasien agar mengonsumsi obat secara rutin.
Mengapa minum obat ini penting? Obat hipertensi selain berfungsi untuk menurunkan tekanan darah juga melindungi organ2 tubuh kita dan mencegah komplikasi seperti yang sudah saya sebutkan tadi.
Ada kekhawatiran bahwa konsumsi obat yang terus menerus akan membenani ginjal. Padahal tidak seperti itu. Kontrol tekanan darah yang baik justrunakan melindungi ginjal kita dari kerusakan. Jadi sahabat sehat tidak perlu khawatir ya untuk mengonsumsi obat hipertensi secara terus menerus.
Pada pasien hipertensi akan lebih baik bila punya alat tensi sendiri di rumah agar pengukuran dapat dilakukan secara konsisten, yaitu pada pagi dan malam hari.
3. AWASI FAKTOR RISIKO LAIN dan KOMPLIKASI. Selain cek tekanan darah, faktor risiko lain juga harus diperiksa. Minimal dilalukan pemeriksaan gula darah dan profil lipid untuk mengetajui faktor risiko lainnya dan fungsi ginjal serta EKG atau rekam jantung untuk mengetahui apakan sudah ada komplikasi. Lebih optimal lagi apabila dilengkapi dengan pemeriksaan funduskopi mata, ekokardiografi, juga USG pembuluh darah ginjal pada kasus2 dengan hipertensi yang sulit terkontrol.
4. TANYA KEPADA AHLI bila didapatkan keraguan dalam hal pengobatan. Jangan memutuskan sendiri dalam hal memulai, memilih obat, maupun menghentikan pengobatan.